Minggu, 24 Oktober 2010

studensite

fitur : rangkuman nilai , jadwal kuliah , jadwal ujian , informasi absensi , seminar seminar , mengumpilkan tugas dari studentsite , bisa liat warta warga.com dan baak.com dari studentsite , bisa mengirim kan tugas dari lecture message
kelebihan : bisa mengetahui semua aktivitas , pengumuman tentang UG
kekurangan : kadang-kadang suka error

SWOT

Penerapan Analisa SWOT

Analisa SWOT adalah analisa yang sangat dikenal dalam proses pembuatan strategi bisnis. Analisa SWOT sendiri merupakan singkatan dari strenght, weakness, opportunity, dan threat. Mari kita coba membahasnya sekaligus dengan menerapkannya pada dua kasus, dalam hal ini mencakup produk rokok Dji Sam Soe dan perusahaan Telkom.
S – Strenghts
Mencerminkan kekuatan yang dimiliki oleh perusahaan atau produk. Dalam kasus rokok Dji Sam Soe hal ini tercermin dari reputasi sebagai rokok dengan bahan tembakau yang berkualitas, memiliki rasa yang khas, dan telah teruji puluhan tahun lamanya. Kekuatan lain mereka adalah adanya penggemar yang fanatik dan loyal. (Jika Anda ingin mendapatkan slide powerpoint presentasi yang menarik tentang business strategy dan analisa SWOT, silakan klik DISINI ).
Untuk kasus Telkom, maka kekuatan yang paling mencolok adalah kekuatan finansial yang besar sehingga membuatnya mudah untuk melakukan investasi peralatan telco yang relatif mahal. Selain itu, mereka juga telah memiliki jaringan dan infrastruktur yang luas mencakup segenap wilayah tanah air sehingga memudahkan untuk melakukan ekspansi dan penetrasi pasar.
W – Weaknesses
Mencerminkan kelemahan yang dimiliki oleh suatu perusahaan atau produk. Dalam kasus rokok Dji Sam Soe kelemahan yang mereka miliki adalah fakta bahwa rokok mereka merupakan rokok kretek yang otomatis memiliki kandungan tar dan nikotin yang tinggi. Hal ini boleh jadi merupakan titik lemah ketika selera masyarakat mulai mencari rokok yang rendah kadar nikotinnya. Selain itu, rokok ini juga telanjur dicitrakan sebagai rokok orang tua; sehingga rokok ini agak sulit melakukan penterasi kepada segmen pasar anak muda kota yang tumbuh pesat.
Dalam kasus Telkom, salah satu kelemahan yang cukup mencolok adalah jumlah pekerjanya yang terlampau besar; sehingga kurang efisien dan boros dalam anggaran untuk gaji pegawainya. Selain itu, sebagai BUMN, mereka juga relatif dibebani dengan beragam peraturan dan regulasi yang acap membuat mereka lamban dalam mengambil keputusan strategis. Juga intervensi dari pemerintah kadang membuat mereka juga tidak bisa bersikap dinamis dengan perubahan pasar.
O – Opportunities
Mencerminkan peluang yang dimiliki oleh suatu perusahaan atau produk. Dalam kasus rokok Dji Sam Soe, maka peluang yang mereka miliki adalah jumlah penduduk Indonesia yang sangat besar dan ini merupakan pasar yang potensial untuk produk mereka.
Dalam kasus Telkom, maka peluang yang mereka miliki adalah perkembangan teknologi internet yang sangat pesat di Indonesia. Permintaan masyarakat yang tinggi akan akses internet merupakan pasar yang sangat potensial. Selain itu jumlah penduduk Indonesia yang besar, dan baru sedikit yang telah memiliki akses broadband internet, tentu merupakan peluang pasar yang sangat baik bagi pertumbuhan bisnis Telkom.
T – Threats
Mencerminkan ancaman potensial yang dihadapi oleh suatu perusahaan atau produk. Dalam kasus Dji Sam Soe, ancaman yang paling potensial adalah rencana pemerintah untuk membatasi iklan rokok, baik di media cetak, media luar ruang ataupun larangan mensponsori kegiatan musik dan olahraga. Pembatasan iklan tentu akan sangat berdampak negatif pada penjualan produk mereka. Selain itu, ancaman lainnya adalah kesadaran masyarakat yang makin tinggi akan kesehatan serta munculnya beragam kampanye anti rokok bagi generasi muda. Perda tentang larangan merokok di tempat tertentu juga merupakan ancaman sebab itu artinya membatasi ruang gerak para perokok, yang notabene merupakan pelanggan loyal mereka.
Dalam kasus Telkom, ancaman yang muncul adalah adanya teknologi telpon seluler yang ternyata telah menggerus pendapatan mereka dalam produk telpon tetap di rumah (fixed phone). Jika kecenderungan ini terus berlanjut, maka pendapatan mereka dari telpon rumah bisa hilang atau lenyap sama sekali dan ini sangat membahayakan bisnis mereka, sebab sebagian besar pendapatan mereka disumbang oleh telpon rumah. Selain itu, adanya teknologi-teknologi baru yang mulai hadir seperti WIMAX tentu akan mengancam kelangsungan bisnis mereka jika mereka tidak adaptif terhadap kemajuan teknologi itu.

kekayaan indonesia

Siapapun yang merasa sebagai bangsa Indonesia, akan kaget mendengar bahwa tari Pendet diklaim menjadi milik Malaysia. Menurut Prof. Dr. I Wayan Dibia MA, guru besar Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, tari Pendet digagas dua seniman kelahiran Desa Sumertha, kota Denpasar, yakni I Wayan Rindi dan Ni Ketut Reneng. Tak lama setelah diciptakan - sekitar tahun 1950 - oleh dua seniman Bali ini maka tari Pendet atau tari selamat datang, langsung memasyarakat sehubungan kerap dipakai menyambut kehadiran tamu-tamu penting di Pulau Dewata.
Pada awalnya, tari Pendet hanya menampilkan empat orang penari, dan disuguhkan kepada turis asing yang tiba di Bali atau yang sedang menginap di sejumlah hotel. Karena cukup mengesankan, maka tari ini kemudian juga digunakan untuk menyambut para pejabat negeri dan tamu-tamu penting negara. Setelah cukup berkembang, di tahun 1961, I Wayan Beratha mengolah kembali tari Pendet menjadi polanya seperti sekarang, termasuk menambahkan jumlah penari dari empat orang menjadi lima orang. Bahkan di tahun 1962, I Wayan Beratha dan kawan-kawan menyuguhkan tari Pendet massal dengan jumlah penari tidak kurang dari 800 orang. Tarian massal ini ditampilkan pada upacara pembukaan Asian Games di Jakarta (Sumber : antaranews).
Lalu, apa dasarnya Malaysia mengklaim tari Pendet ini adalah milik mereka?
Inilah yang menjadi pertanyaan atau kebingungan kita bersama. Kita tidak mengetahui secara pasti apa yang dijadikan dasar bagi Malaysia untuk mengklaim tari Pendet sebagai hak milik mereka. Sepertinya tetangga/jiran kita ini selalu mencari masalah.
Mulai dari kasus Sipadan dan Ligitan (yang akhirnya dimenangkan oleh Malaysia), batik, angklung, reog Ponorogo, dan sekarang tari Pendet. Apa yang sedang kau cari Malaysia? Dengan dalih, banyaknya orang/suku Jawa yang tinggal di Malaysia dan membawa budaya Indonesia ke sana, maka sepertinya Malaysia 'berhak' mengklaim batik, angklung dan reog juga adalah milik mereka. Tapi kita tidak habis pikir, jika sebuah tarian yang asli dari Bali juga bisa diklaim menjadi milik mereka. Berapa banyakkah jumlah orang Bali yang tinggal di Malaysia sehingga bisa menjadi pembenaran alasan klaim atas tari Pendet?
Jika dengan seenaknya saja Malaysia bisa mengklaim apa-apa yang berbau Indonesia menjadi milik mereka, maka dikhawatirkan mereka juga akan mengklaim kesenian asli Indonesia lainnya. Saya khawatirkan, bisa-bisa tari SaMan, tari Tor Tor, tari Serampang 12, tari Jaipong, tari Ronggeng Betawi, tari Serimpi, tari Merak, tari Kecak, tari Barong,  tari Lenso, tari Cakalele, dan lain-lain, bisa dengan seenaknya diklaim oleh Malaysia. Bahkan mungkin saja terjadi, koteka dari Papua diklaim oleh mereka. Atau Danau Toba juga akan diklaim. Atau yang lebih 'gila' lagi, misalnya Pulau Madura atau Candi Borobudur diklaim milik mereka.
Tidak bisa dipungkiri, ada beberapa lahan bisnis di Indonesia yang kini sudah dimiliki Malaysia, misalnya perkebunan kelapa sawit, bisnis perbankan, bisnis telekomunikasi, dan lain-lain. Tapi bukan berarti apa yang sudah menjadi warisan (heritage) budaya dan seni di Indonesia serta merta dapat diklaim seenak udel. Apa tanggapan malaysia jika kita juga mengklaim warisan budaya dan seni mereka adalah milik kita. Sebagai tetangga sudah selayaknya kita bersahabat, saling mendukung, bukan mencari masalah. Apalagi kita satu rumpun.
Kejadian ini juga diharapkan menjadi koreksi bagi Pemerintah, bahwa untuk segera mengklaim (baca : mem-paten-kan) semua warisan budaya, seni, makanan serta karya anak bangsa lainnya, yang berasal dari Indonesia. Jangan setelah ada klaim dari negara lain, baru kita ribut, seperti orang yang kebakaran jenggot. Kalau tidak ada tindakan yang nyata dari Pemerintah Indonesia, jangan heran satu per satu warisan tersebut akan berpindah tangan.
Foto berikut ini adalah foto danau toba. Untuk saudara-saudara kami yang di malaysia, kami tegaskan, bahwa danau ini letaknya di Indonesia, tepatnya di Propinsi Sumatera Utara dan asli dari Indonesia .

kekayaan indonesia

                                                                                                         

Malaysia mencatut tari pendet dalam iklan pariwisatanya. masyarakat bali pun protes karna tari pendet sudah menjadi budaya masyarakat bali selama ratusan tahun.

Awalnya tari pendet merupakan tarian yang disajikan di pura untuk acara keagamanaan hindu dan menyambut dewa dan dewi. tari Pendet diciptakan dengan semangat ngayah (sukarela) sebagai persembahan pada para dewa. diakui dibuat secara komunal bukan perseorang.
Inilah salah satu kesulitan untuk mendaftarkan tari Pendet ke HAKI, keluh
Anggota DPD RI asal Bali Ida Ayu Agung Mas di sela-sela protes para seniman Bali di Art Center, Jl Nusa indah, denpasar, Bali,
Pada tahun 1950, tari pendet digubah menjadi tarian sekuler agar bisa menjadi tontonan umum. salah satu tokoh yang menggubah tari pendet adalah Nuh Arini. Pada saat itu para seniman berharap tari pendet bisa digunakan untuk menjadi kegiatan pariwisata. Berbagai modifikasi pun dilakukan dalam tarian ini. lahirlah tari pendet versi pertunjukan.

Pada tahun 1961 wayan berata, menyempurnakan tari pendet versi pertunjukan. jika biasanya tari pendet dibawakan oleh dua orang, wayan menambahnya menjadi empat orang. alam versi keagamaan, gadis-gadis membawakannya dalam pakaian adat untuk sembahyang. alam versi pertunjukan baju para penari dirubah menjadi cerah dan gemerlap.

Tahun 1962 tari pendet disajikan secara kolosal oleh 3.000 penari pada pembukaan asean games.
kini tari pendet dibawakan para penari bali dalam berbagai acara budaya maupun pertunjukan. duta-duta budaya Indonesia pun kerap membawakannya di luar negeri.